Jumat, 20 November 2015

Semua Gara-Gara Riba!

Kutulis status ini dengan linangan air mata. Walau bukan aku sendiri yang mengalaminya, tapi korbannya adalah sahabat dekatku bertahun-tahun lamanya. Sangat dekatnya sehingga nyaris seperti saudara. Tapi ternyatariba telah merengut kebahagiaannya, kebahagiaan keluarganya hingga dia harus…. (maaf, aku belum bisa menuliskannya)

Ibarat saudara, kami seringkali bertukar pikiran bersama dengan kawan-kawan lainnya. Takjarang kami diskusi berhari-hari lamanya. Tidur di alam terbuka, menunaikan umroh bersama hingga merancang agenda menyantuni para dhuafa. Sungguh, dia adalah penderma yang nyaris sulit dicari padanannya. Takterbayang saat ini kondisinya justru sebaliknya. Menjadi seorang… (maaf, aku belum bisa mengatakannya)

Seperti biasa, setiap ada acara aku selalu mengajaknya untuk ikut serta. Hampir sepuluh tahun aku mengenalnya, nyaris dia selalu datang dengan sukarela setiap kali aku mengundangnya, baik beragam acara training seperti KPBH, DF, KS, SET, hingga agenda besar semisal KKI, KTU, MEF, Konjab, MK, KIP dan yang lainnya. Namun, saat aku hendak mengundangnya hadir di agenda RPA, barulah kutau apa yang terjadi dengannya. Saat ini, saat ini dia tengah berada… (maaf, aku belum bisa menceritakannya. Sungguh, aku takkuasa mengatakannya)

Ternyata, ada sesuatu yang selama ini selalu disembunyikannya. Entahlah, mungkin dia malu mengatakannya. Ya, ternyata tanpa sepengetahuanku dia masih terbelit utang riba. Dan parahnya, dia masih saja mengulangi mengambilnya walau mungkin dengan alasan terpaksa. Padahal Allah SWT telah jelas-jelas akan memerangi siapa saja yang tidak mau meninggalkan riba. Sukarela ataupun terpaksa..!
“Orang-orang yang mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran tekanan penyakit gila..” (TQS Al Baqarah : 275)
Besok, insyaallah aku akan menemuinya, merangkulnya, memeluknya sebagai saudara dan sesama pengusaha, walau harus melintasi samudra. Sesungguhnya, sahabat sejati akan engkau temui bukan saat kita bergelimang harta. Tapi sahabat sejati akan tetap bersama saat kita sedang berduka..

Semoga, dengan seijinnya suatu saat aku bisa menceritakannya. Tentang apa yang sesungguhnya terjadi padanya. Dari seorang pengusaha beromzet puluhan milyar sebulannya, dalam waktu singkat jatuh terpuruk meninggalkan hutang puluhan milyar jumlahnya. Semua gara-gara riba..!

Oleh:
Muhammad Rosyidi Aziz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar